Kebijaksanaan konvensional menunjukkan bahwa kreator sejati menghasilkan ide-ide baru yang jenius. Banyak orang tidak melihat diri mereka sebagai seniman atau kreator atau meragukan kemampuan kreatif mereka karena mereka percaya bahwa seniman selalu membuang waktu mencoba membuat sesuatu yang sudah pernah dibuat orang lain.
Pada kenyataannya, sebagian besar film, lagu, lukisan, produk, dan buku terinspirasi dan diinformasikan oleh karya dari pencipta lain. Inilah yang dikenal sebagai "remix": kreator mereka mengumpulkan, menggabungkan, mengedit, dan mengatur ulang materi yang ada untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang lama tidak pernah semudah ini—media digital memungkinkan kita untuk mencari, mengkurasi, dan menggabungkan ide dari seluruh dunia dalam hitungan detik. Pada akhirnya, sangat sedikit kreasi yang benar-benar sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya, dan tidak terkecuali pemasaran. Apakah ini penting?
Ketika dilakukan secara etis, sebuah remix adalah pujian bagi karya kontributor lain (buku Assemblage menyertakan lebih dari 200 referensi). Selain itu, remixing memperkaya karya yang sudah ada. Akhirnya, menggambar dari musik, buku, dan film yang ada mendorong emosi yang akrab dan positif dan membentuk kembali konteksnya untuk penonton.
Steve Jobs, yang dilihat oleh banyak orang sebagai penemu dan pengusaha terhebat di zaman kita, secara terbuka mengakui bahwa dia menjadi orang yang "tidak sungkan mencuri ide-ide hebat".
Intinya adalah mencoba mengekspos diri Anda pada hal-hal terbaik yang telah dilakukan manusia. Dan kemudian coba bawa hal-hal ini ke dalam apa yang Anda lakukan [...] kami tidak pernah sungkan untuk mencuri ide-ide hebat. —Steve Jobs
Copy / Transform / Combine
George Lucas, Led Zeppelin, dan Steve Jobs adalah orang-orang jenius yang membawakan kita Star Wars, Stairway to Heaven, dan Apple Macintosh. Tapi benarkah mereka yang melakukannya? Star Wars didasarkan pada Pahlawan dengan Seribu Wajah, sebuah buku karya Joseph Campbell. Pembukaan terkenal Stairway to Heaven sangat terinspirasi oleh Spirit's 1968 Taurus, dan mouse Apple berasal dari Xerox.
Kirby Ferguson, pembuat film yang mempopulerkan proses “copy/transform/combine”, berpendapat bahwa ini adalah pola yang konsisten dan formula untuk inovasi. Pola ini bisa dilihat pada mesin tik yang dimodelkan pada piano; dan rock and roll yang merupakan transformasi blues Amerika.
Copy: Untuk bisa menyalin, seseorang harus punya rasa penasaran, terbuka terhadap berbagai pengaruh, dan memilih salah satu yang terasa paling menjanjikan dan asing. Menyalin berarti Anda harus mengumpulkan bahan mentah yang berbeda, lalu mengamatinya kembali beberapa kali untuk mencari pola atau sesuatu yang menarik yang dapat Anda kembangkan.
Transform: Transformasi melibatkan pembuatan variasi materi mentah dan pengaruh ini. Ferguson menggambarkan proses transformasi sebagai modifikasi bertahap. Untuk mengubah, eksperimen Ferguson dengan mengasosiasikan ide-ide yang berbeda dan membuat lompatan kreatif.
Combine: Langkah terakhir dari proses ini adalah tentang menghubungkan dan menggabungkan banyak ide dengan cara yang baru dan kreatif. Apa yang paling menarik dan memberikan hasil terbaik adalah kombinasi ide, produk, atau orang yang secara intuitif tidak cocok satu sama lain. Dalam periklanan, contoh kombinasi unik adalah Gucci yang menggunakan estetika vintage dari perjalanan kereta melalui Pegunungan Alpen, dan iklan BIC yang menampilkan rapper Snoop Dog dan Martha Stewart.
Jauh lebih mudah untuk memperbaiki ide orang lain daripada membuat sesuatu dari awal.
Untuk menjadi orisinal, Anda tidak harus menjadi yang pertama, Anda hanya harus berbeda dan lebih baik. —Adam Grant
Sumber: How marketers can be more creative https://brandingstrategyinsider.com/how-marketers-can-be-more-creative/